Sunday, April 15, 2012

[Jejak] Mas Tok, Motivator yang Berkarya hingga Akhir Hayat




JELANG menghadap Sang Khalik, Soelastro yang lebih akrab disapa Mas Tok berpesan pada istri dan anak-anaknya untuk menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh sahabat-sahabat, terutama perupa Riau. Mas Tok pergi meninggalkan seorang istri, 10 anak dan empat cucu, pada Kamis 9 Juli 2009, sekitar pukul 11.30 WIB di kediamannya, Muara Fajar dan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muara Fajar, sekitar pukul 16.30 WIB.

Sang motivator ini memiliki keuletan dalam menciptakan karya-karya terbaru. Sejak terjun menjadi perupa, Affandi-nya Riau ini terus berkarya dan berkarya hingga akhir hayatnya. Hidupnya hanya diabdikan untuk menjadi seorang seniman dan wajar saja, dalam dunia seni pelukis beraliran ekspresionis ini adalah seniman sejati.

Mas Tok sendiri dikenal luas di kalangan dunia senirupa Indonesia, terutama Riau. Karya-karyanya banyak tersebar di daerah ini. Bahkan sebagai pengkarya yang baik, dia tidak pernah malu bertanya kepada perupa atau orang yang lebih kecil darinya. Keasyikan dalam berkesenian membuatnya kian merasakan kepuasan bathin hingga ajal menjemput. Baginya, berkesenian jauh lebih memuaskan dari profesi lain.

‘’Mas menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh sahabat dan teman-teman selama hidupnya. Jika ada tersilap sikap dan kata, tak ada yang bisa diucapkan selain kata maaf yang sedalam-dalamnya,’’ tutur sang istri, Hartati atau Mbak Atik.

Sebagai perupa sejati, Mas Tok dikenal mudah bergaul dan terus-terang  jika menyampaikan pendapat atau mengkritisi sebuah karya. Tidak hanya itu, gayanya yang khas dan murah senyum serta tutur bahasa dengan dialek Jawa yang medhok membuat kakek empat cucu ini disegani. Banyak ucapan bela sungkawa yang mengalir saat mengetahui kepergiannya terutama dari kalangan seniman/budayawan Riau.

Mas Tok dikabarkan sakit. Penyakitnya sudah komplikasi, dari diabetes, stroke bahkan pembengkakan jantung. Beberapa hari sebelumnya, Mas Tok terjatuh dari kamar mandi dan sakitnya semakin parah hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi orang tua yang pantang menyerah tersebut tidak pernah berhenti berkarya dan terus menghasilkan karya-karya terbarunya. Namun karya-karya terbaru yang dihasilkan sudah berbentuk gib dan fiber. Dalam tahun 2009 saja, dia tetap menghasilkan karya terbaru dan terpajang indah di kediamannya.

Karya-karyanya sudah dipamerkan di berbagai tempat, terutama pameran bersama pelukis Riau dan Indonesia di beberapa kota di Jawa seperti Solo, Pekanbaru, Lampung, Jambi, Malaysia, Bengkulu dan kota-kota lainnya. Antara lain karya-karyanya berjudul ‘’Memintal Benang’’, ‘’Antar Ayam’’, ‘’Jual Keramik’’, ‘’Penyemir Sepatu’’, ‘’Bono Kampar’’ serta lainnya.

Salah seorang perupa Riau SPN Dantje S Moeis menyebutkan, banyak hal positif yang seyogianya dapat diambil oleh seseorang yang ingin menjadi seniman dari seorang Mas Tok. Antara lain dan yang terpenting adalah totalitas berkesenian dan selalu berpikir akan kesegaran setiap karya yang dilahirkan dari proses kreatifitas yang selalu terus membaru.

‘’Mas Tok itu adalah seniman yang penuh totalitas dalam berkesenian dan menciptakan karya-karya terbaru. Jarang sekali orang-orang seperti itu ada di sini. Karenanya, saya bangga pada dia,’’ ujar Dantje.

Tidak hanya itu, perupa perempuan Riau yang tak pernah berhenti berkarya dan kerap mendapat kritikan sebagai motivasi dari Mas Tok yakni Emmy Kadir mengaku, sangat dekat dengan Sang Maestro. Baginya, Mas Tok akan terus hidup dan menjadi motivator dalam dirinya untuk terus berkarya dan berkarya. ‘’Saya paling suka berdiskusi dengannya soal banyak hal, terutama senirupa. Mas Tok itu adalah seorang lelaki yang punya kepribadian luar biasa dan saya percaya banyak sahabat yang mengakui hal itu,’’ kata Emmy.

Mas Tok dilahirkan di Klaten, 31 Agustus 1945 dan wafat dalam usia 64 tahun. Hijrah dan mulai berkiprah di Riau, terutama Kota Bertuah Pekanbaru sejak 1970-an hingga ajal menjemputnya. Emmy juga punya kenangan yang tak bisa dilupakan dengan Mas Tok, antara lain ikut pameran bersama di Pekanbaru, kota lain di Sumatera hingga ke Malaysia.(fed)

Sumber: Riau Pos, Minggu, 15 April 2012


 

No comments: