SEBUAH buku mengenai konsep pengelolaan sektor kelautan bertajuk Our Blue Economy: An Odyssey to Prosperity di Forum APEC Bali 2013.
Melalui buku, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan berbagai macam informasi dan potensi kelautan di Indonesia, termasuk bagaimana strategi pengelolaan sektor kelautan yang tepat dan dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan rakyat.
“Buku ini memberikan gambaran kepada kita betapa besar potensi kelautan Indonesia dan bagaimana konsep blue economy menjadi sangat relevan untuk diÂterapkan. Saya berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi upaya pengembangan dan pengelolaan potensi kelautan Indonesia,†jelas Sharif pada acara Book Launch & Business Networking Kementerian Kelautan dan Perikanan di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10) lalu.
Sebagai negara kepulauan dengan 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 104.000 kilometer atau terpanjang kedua di dunia, potensi kelautan sangat besar.
Diperkirakan, potensi ekonomi di sektor kelautan, baik yang berhubungan dengan sumber daya alam maupun pelayanan maritim nilainya mencapai lebih dari US$1,2 triliun per tahun. Dengan potensi kelautan yang demikian besar, kontribusi sektor kelautan produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 22%.
Saat ini dan di masa depan sektor kelautan dan perikanan semakin memiliki peran strategis dalam memperkuat ketaÂhanan pangan dan mendorong perekonomian Indonesia. Buktinya, sejak strategi industrialisasi perikanan mulai dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitas di sektor ini terus meningkat.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II -2013 sektor kelautan dan perikanÂan tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Tingkat pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,81%.
Dorong produktivitas
Meskipun industrialisasi perikanan telah berhasil mendorong produktivitas dan nilai tambah di sektor kelautan terus meningkat, penerapan konsep blue economy akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan.
“Konsep blue economy juga meÂngajarkan bagaimana menciptakan produk nirlimbah (zero waste), sekaligus menjawab ancaman keÂrentanan pangan serta krisis energi (fossil fuel),†ujarnya.
Melalui konsep blue economy Indonesia akan dapat membuka lebih banyak lapaÂngan pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinÂan menjadi kesejahteraan serta mengubah kelangkaan.
Agar penerapan konsep blue economy berjalan dengan baik, Sharif melanjutkan, dibutuhkan sinergi di antara para pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, dukungan keÂmitraan dari masyarakat, sektor swasta, akademisi, peneliti, pakar pembangunan, lembaga nasional dan internasional mutlak harus dilakukan.
"Jika seluruh aset dan potensi kelautan dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, seharusnya kontribusinya terhadap PDB bisa jauh lebih besar daripada saat ini," ujarnya.
Apalagi, seperti diproyeksikan Mckinsey Global Institute, sektor kelautan termasuk empat pilar utama selain sumber daya alam, pertanian, dan jasa yang akan membawa Indonesia berjaya di tahun 2030. (Ant/M-2)
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 13 Oktober 2013
Melalui buku, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan berbagai macam informasi dan potensi kelautan di Indonesia, termasuk bagaimana strategi pengelolaan sektor kelautan yang tepat dan dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan rakyat.
“Buku ini memberikan gambaran kepada kita betapa besar potensi kelautan Indonesia dan bagaimana konsep blue economy menjadi sangat relevan untuk diÂterapkan. Saya berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi upaya pengembangan dan pengelolaan potensi kelautan Indonesia,†jelas Sharif pada acara Book Launch & Business Networking Kementerian Kelautan dan Perikanan di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10) lalu.
Sebagai negara kepulauan dengan 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 104.000 kilometer atau terpanjang kedua di dunia, potensi kelautan sangat besar.
Diperkirakan, potensi ekonomi di sektor kelautan, baik yang berhubungan dengan sumber daya alam maupun pelayanan maritim nilainya mencapai lebih dari US$1,2 triliun per tahun. Dengan potensi kelautan yang demikian besar, kontribusi sektor kelautan produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 22%.
Saat ini dan di masa depan sektor kelautan dan perikanan semakin memiliki peran strategis dalam memperkuat ketaÂhanan pangan dan mendorong perekonomian Indonesia. Buktinya, sejak strategi industrialisasi perikanan mulai dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitas di sektor ini terus meningkat.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II -2013 sektor kelautan dan perikanÂan tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Tingkat pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,81%.
Dorong produktivitas
Meskipun industrialisasi perikanan telah berhasil mendorong produktivitas dan nilai tambah di sektor kelautan terus meningkat, penerapan konsep blue economy akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan.
“Konsep blue economy juga meÂngajarkan bagaimana menciptakan produk nirlimbah (zero waste), sekaligus menjawab ancaman keÂrentanan pangan serta krisis energi (fossil fuel),†ujarnya.
Melalui konsep blue economy Indonesia akan dapat membuka lebih banyak lapaÂngan pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinÂan menjadi kesejahteraan serta mengubah kelangkaan.
Agar penerapan konsep blue economy berjalan dengan baik, Sharif melanjutkan, dibutuhkan sinergi di antara para pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, dukungan keÂmitraan dari masyarakat, sektor swasta, akademisi, peneliti, pakar pembangunan, lembaga nasional dan internasional mutlak harus dilakukan.
"Jika seluruh aset dan potensi kelautan dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, seharusnya kontribusinya terhadap PDB bisa jauh lebih besar daripada saat ini," ujarnya.
Apalagi, seperti diproyeksikan Mckinsey Global Institute, sektor kelautan termasuk empat pilar utama selain sumber daya alam, pertanian, dan jasa yang akan membawa Indonesia berjaya di tahun 2030. (Ant/M-2)
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 13 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment