-- Indra Akuntono & Heru Margianto
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan Pancasila dipandang perlu untuk kembali dimasukkan dalam kurikulum nasional demi mempersiapkan anak didik menjadi warga negara dewasa yang bertanggung jawab, aktif, dan berani berinisiatif, memperkokoh keberagaman, menegakkan kedaulatan rakyat, dan memperjuangkan keadilan sosial. Tapi, mesti dikawal bersama agar pendidikan Pancasila tidak menjadi alat hegemonik kekuasaan seperti yang terjadi pada masa orde baru.
Demikian pernyataan bersama Sekolah Tanpa batas dan Koalisi Pendidikan yang disampaikan di Jakarta, Jumat (1/6/2012), terkait peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh hari ini. Aktivis Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo mengatakan, nilai-nilai Pancasila penting dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar hingga tinggi.
"Konteks pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan jangan sekadar mengetahui dan menguasai materi saja, tapi harus pada melakukan dan mempraktikkan nilai ideologi tersebut," ucapnya.
Metode pembelajarannya, kata dia, juga harus mengedepankan dialog, pelibatan siswa, dan pemecahan masalah. Menurutnya, pendekatan pembelajaran tersebut sangat penting sebagai upaya untuk membangun kesadaran kritis anak didik dan masyarakat secara luas.
Selain itu, ia menyampaikan, seyogianya pelajaran nilai-nilai Pancasila terangkum dalam kurikulum yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Dengan demikian, mata pelajaran Pancasila tidak hanya menjadi tanggungjawab guru pengampu mata pelajaran tersebut, tapi juga semua guru.
"Guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu diberdayakan bukan hanya memberikan pelatihan-pelatihan administratif dan metode mengajar, tetapi juga memperkuat otoritas profesional guru," pungkasnya.
Sumber: Edukasi, Kompas.com, Jumat, 1 Juni 2012
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan Pancasila dipandang perlu untuk kembali dimasukkan dalam kurikulum nasional demi mempersiapkan anak didik menjadi warga negara dewasa yang bertanggung jawab, aktif, dan berani berinisiatif, memperkokoh keberagaman, menegakkan kedaulatan rakyat, dan memperjuangkan keadilan sosial. Tapi, mesti dikawal bersama agar pendidikan Pancasila tidak menjadi alat hegemonik kekuasaan seperti yang terjadi pada masa orde baru.
Demikian pernyataan bersama Sekolah Tanpa batas dan Koalisi Pendidikan yang disampaikan di Jakarta, Jumat (1/6/2012), terkait peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh hari ini. Aktivis Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo mengatakan, nilai-nilai Pancasila penting dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar hingga tinggi.
"Konteks pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan jangan sekadar mengetahui dan menguasai materi saja, tapi harus pada melakukan dan mempraktikkan nilai ideologi tersebut," ucapnya.
Metode pembelajarannya, kata dia, juga harus mengedepankan dialog, pelibatan siswa, dan pemecahan masalah. Menurutnya, pendekatan pembelajaran tersebut sangat penting sebagai upaya untuk membangun kesadaran kritis anak didik dan masyarakat secara luas.
Selain itu, ia menyampaikan, seyogianya pelajaran nilai-nilai Pancasila terangkum dalam kurikulum yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Dengan demikian, mata pelajaran Pancasila tidak hanya menjadi tanggungjawab guru pengampu mata pelajaran tersebut, tapi juga semua guru.
"Guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu diberdayakan bukan hanya memberikan pelatihan-pelatihan administratif dan metode mengajar, tetapi juga memperkuat otoritas profesional guru," pungkasnya.
Sumber: Edukasi, Kompas.com, Jumat, 1 Juni 2012
No comments:
Post a Comment