BANDAR LAMPUNG (Lampost): Nasib 1.075 rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di Indonesia ditentukan tahun ini. Sedikit sekali RSBI yang lolos menjadi SBI dan yang gagal akan kembali menjadi sekolah biasa.
"Saya kira di bawah 10% yang bisa lolos menjadi SBI," ujar Idris H.M. Noor dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Nasional saat berkunjung ke kantor redaksi Lampung Post, Minggu (19-6).
Berdasarkan data Balitbang Kemendiknas, inisiatif pengembangan RSBI dari tahun 2006 sampai 2010. Pada 2010 jumlah RSBI untuk masing-masing satuan pendidikan mencapai 1.075 sekolah: 195 SD, 213 SMP, 320 SMA, dan 247 SMK. "Balitbang sendiri sudah melakukan studi awal evaluasi RSBI di 18 provinsi di Indonesia. Hasil kajian, kami merekomendasikan agar RSBI dievaluasi dan pemberian izin RSBI baru dihentikan," kata dia.
Idris mengatakan pemerintah memberikan 5—7 tahun bagi RSBI untuk menjadi SBI. Namun, Balitbang merekomendasikan agar RSBI dievaluasi tahun ini. "Sekolah yang potensial diteruskan dan yang tidak layak dihentikan," ujarnya.
Idris mengaku prihatin dengan kemampuan guru-guru RSBI. Ia mencontohkan kemampuan bahasa Inggris pendidik dan tenaga kependidikan RSBI sebagian besar masih pada level novice (skor 10—250), yaitu sekitar 50%. Kemampuan bahasa Inggris kepala sekolah RSBI saja sebagian masih pada level novice (skor 10—250), yaitu sekitar 51%. "Padahal, menurut persyaratan, kepala sekolah SBI dituntut memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif, minimal skor TOEFL-nya 450. Kepala sekolah yang memenuhi persyaratan baru mencapai 18,4%," kata Idris.
Dekan Fakultas Sastra Universitas Kristen Indonesia (UKI) Fajar S. Roekminto yang turut hadir dalam kunjungan itu mengatakan dari hasil evaluasi Balitbang sebaiknya RSBI dihentikan. (MG1/U-1)
Sumber: Lampung Post, Senin, 20 Juni 2011
No comments:
Post a Comment