Sunday, December 15, 2013

Bentang Karya Seni Rupa DKR

SEBANYAK 30 karya seni rupa dari perupa Riau terpajang di lobi Hotel Pangeran Pekanbaru. Berbagai ekspresi para perupa tertuang lewat lukisan dan karya isntalasi lainnya. Pameran yang sengaja dirancang di hotel tersebut dalam rangka mencoba untuk memamerkan karya seni rupa kepada audien yang berbeda. “Selama ini kita memerkan lukisan di kawasan MTQ, Taman Budaya yang notebene adalah tempat berkumpul para seniman. Nah, kini kita coba pamerkan karya perupa Riau di hotel yang tentu saja audiennya berbeda, kita perkenalkan karya-karya seni kepada tamu dan pengunjung hotel pula,” ujar Ketua Pelaksana, Iwan Donna.

Bentang karya seni rupa ini juga dijelaskan Iwan Donna terkemas dalam konsep yang tetap memegang kaidah-kaidah Melayu Riau. Di mana yang dipamerkan hanyalah lukisan dan instalasi. “Seperti kita maklumi bersama, seni patung tidak kita ikut sertakan dalam bentang karya kali ini karena dalam kaidah orang Melayu, patung agak kurang disukai, barangkali terkait dengan pemujaan atau apalah. Tetapi sebenarnya, patung dalam kontek seni rupa tidaklah memiliki makna seperti yang diperkirakan orang kebanyakan. Makanya kita pamerkan instalasi dan bentuk seni rupa baru seperti vidio art,” jelasnya lagi.

Vidio art itu sendiri dijelaskan Iwan, sebuah bentuk seni rupa yang sebenarnya sudah lama berkembang di luar negeri.  Hanya saja belum begitu berkembang di Riau. Medianya tetaplah kanvas namun dibantu dengan media multimedia. “Dikategorikan seni rupa karena ianya juga menghasilkan rupa dari gambar-gambar yang bergerak bahkan ada pula yang menambahkannya dengan bunyi,” jelas Iwan Donna.

Perkembangan seni rupa juga diakui, Ketua Umum Dewan Kesenian Riau, Kazzaini Ks. Dikatakannya seni rupa merupakan genre seni yang cukup kaya keberagamannya, baik dari bentuk maupun alirannya. “Seni rupa mengalami perkembangan cukup pesat, bentuk-bentuk seni rupa ikut berbancuh dalam lajunya perkembangan teknologi informasi,” jelas Kazzaini.

Perkembangan dan perubahan seni rupa yang begitu cepat  sebenarnya dikarenakan seni rupa itu sendiri kerap dan bahkan selalu mewarnai dalam kehidupan. Hal itu dijabarkan perupa senior Riau Danjte S Moeis dalam diskusi bentang Karya Seni Rupa DKR. Dikatakannya, seni rupa dalam sejarah dan perkembangannya terutama di Riau dimulai dari senirupa tradisional. Sesuai dengan makna kata tradisional tersebut, karya-karya senirupanya merupakan senirupa unggulan dan terpilih berdasarkan seleksi yang bersifat alami, sangat dekat dengan kecendrungan rasa yang dimiliki masyarakat. “Sehingga senirupa pada zaman ini mampu bertahan dari masa ke masa dan memberikan sumbangan besar bagi pembentukan identitas kultur Melayu Riau. Misalnya, dalam nikah kawin, buang ancak, khitanan, tepuk tepung tawar dan lainnya,” jelas Dantje.

Lebih jauh dijelaskan Danjte, karya-karya senirupa tradisional Melayu Riau merupakan sebuah karya komunitas dan bersifat anonimous atau penciptanya tidak dikenal secara individu. Disinilah letak kebesaran jiwa manusia-manusia masa lalu karena pada wilayah pembangunan budaya, kepentingan komunal jauh lebih penting daripada kepentingan orang per orang.

Karya senirupa tradisional Melayu Riau lebih bersifat applied art, seni guna, seni pakai atau seni peruntukan. “Faktor inilah yang menjadi penentu bertahannya seni ini dari masa ke masa karena disamping perannya sebagai salah satu bentuk local genius, seni ini juga mempunyai peran bagi kepentingan upacara-upacara budaya,” papar Dantje lagi.

Sementara itu, di Riau selama ini dalam perpetaan senirupa pada kenyataannya dalam istilah Dantje barulah setakat titik kecil yang sukar ditilik keberadaannya dalam skala Nasional. Walau aktifitas berkarya secara kontinuitas tetap ada namun kegiatan-kegiatan yang bersifat lokal serupa bentang karya ini disadari belumlah memadai untuk dijadikan sebagai alat pemetaan atau pengakuan akan eksistensi perupa Riau secara Nasional. “Pengakuan itu juga penting. Untuk itu, tugas perupa Riaulah hari inilah yang membesarkan titik kecil tersebut.

“Dalam proses berikutnya, hendaknya perupa Riau menghasilkan karya keRiauan sehingga dapat dan mudah dibaca perkembangannya ke depan. Hal itu dipandang perlu karena menurutnya karya senirupa tradisional sudah memberikan contoh pelajaran yang baik hari ini. Setidaknya karya yang dihasilkan hari ini mengacu pada pijakan tradisi yang berangkat dari nilai-nilai kultural namun memunculkan semangat modern, ada unsur identiti kelokalan yang muncul dari karya modern sekarang ini. Istilahnya, karya yang terpakai oleh masyrakat, diiyakan dan dekat dengan mereka” ajak Danjte. (*6) n

Sumber: Riau Pos, Minggu, 15 Desember 2013

No comments: