Sunday, December 01, 2013

[Pertunjukan] Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2013: 17 Daerah Tampil Memukau

-- Vien Dimyati
Upaya pemerintah memajukan seni pertunjukan. Pesertanya pelajar dan mahasiswa. Sayangnya, perwakilan Indonesia Timur belum bisa meraih yang terbaik.

PELAKSANAAN Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia tahun 2013 berakhir sudah. Sejak dilaksanakan selama dua hari penuh pada 19 November lalu di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta, 17 daerah berhasil memperlihatkan keunggulan seni pertunjukan Indonesia. Ke-17 daerah itu menampilkan beragam bentuk seni pertunjukan yang unik. Maluku misalnya menampilkan drama tari tradisi “Kalana Hitate Bulane”, Riau menyajikan drama “Duano”, sementara Bali menampilkan drama tari tradisi “Ngapat”. Begitu juga Sumatera Barat menampilkan “Pituah” kolaborasi tari, musik, dan teater.

Dari ke-17 daerah yang menampilkan bentuk bentuk seni pertunjukan hasil kreativitas para seniman daerahnya itu, Direktur Pengembangan Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Juju Masunah menjelaskan, panitia memilih para pemenang untuk 6 kategori, yakni 5 Sutradara Terbaik,5 Penata Tari Terbaik, 5 Penata Musik Terbaik, 5 Penata Artistik Terbaik, 5 Pemain Terbaik, dan 5 Penyaji Terbaik.

Kelima peraih gelar Penyaji Terbaik akan memperoleh hadiah uang pembinaan dari Pemerintah. Kelima peraih gelar terbaik itu juga diberi kesempatan memamerkan sajian seni pertunjukan yang dimenangkannya pada ajang Pameran Produksi Kreatif Indonesia pada 27 November 2013 di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara peraih gelar terbaik lainnya memperoleh hadiah piala dan piagam dari pemerintah.

Untuk menilai kualitas sajian seni pertunjukan pada festival seni pertunjukan tingkat nasional 2013, telah ditetapkan 5 nama yang sangat berkompeten di bidangnya untuk jadi juri, yakni Wiwiek Sipala, Djaduk Ferianto, Hanindawan, Franki Raden, dan Eko Supriyanto.

Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Ahman Sya menilai, melalui festival seni pertunjukan yang digelar setiap tahun itu, diharapkan akan bermunculan seniman-seniman berintegritas dan karya-karya seni pertunjukan baru yang tidak saja layak ditampilkan di mancanegara, tetapi juga mengharumkan nama bangsa Indonesia. “Melalui festival seni pertunjukan ini pula pemerintah mendorong para seniman untuk terus kreatif bagaimana mengolah dan memberdayakan potensi musik tradisi, teater serta tarian khas daerah menjadi bentuk seni pertunjukan yang bisa dibanggakan ke forum nasional,” kata Ahman Sya.

Juju Masunah sebelumnya menjelaskan, ke-17 daerah yang tampil dalam ajang perebutan prestasi terbaik di festival seni pertunjukan tingkat nasional tahun ini merupakan hasil seleksi di tingkat provinsi. Para peserta yang diprioritaskan ikut acara ini adalah pelajar dan mahasiswa. Sedangkan materi seni pertunjukan yang dipentaskan harus asli bersumber dari daerah itu sendiri, namun memiliki sejumlah kearifan lokal.

“Melalui festival seni pertunjukan ini kami ingin terus memunculkan bentuk pembaruan dalam pementasan teater, musik dan tari. Di daerah umumnya mereka dibina oleh seniman yang telah berpengalaman manggung di berbagai kesempatan, sanggar dan taman budaya. Untuk menguji sejauh mana hasil pembinaan mereka kepada para remaja, pemerintah sengaja memilih nama-nama yang berkomperten untuk menilai," kata Juju.

Setelah dua hari mementaskan sejumlah seni pertunjukan, para juri pun mengumumkan pemenangnya. Untuk kategori sutradara terbaik, 5 pemenangnya adalah provinsi Aceh, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Riau. Untuk kategori penata tari, 5 pemenangnya adalah Bali, Bangka Belitung (Kabupaten Bangka), DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Barat (Sumbar). Untuk kategori penata musik, 5 pemenangnya adalah: Bali, DIY, DKI Jakarta, Riau (Kabupaten Indragiri Hilir) dan Sumbar.

Untuk kategori penata artistik, 5 pemenangnya adalah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Riau, Sumbar dan Sulawesi Tenggara. Untuk kategori pemain terbaik, 5 pemenangnya adalah Aceh (untuk tokoh Amat), Bali (untuk vokal putri), Jambi (untuk penari pria), Kalsel (untuk tokoh Amban Pangina) dan NTT (untuk tokoh Peni Masan Dai).

Untuk penyaji terbaik, 5 pemenangnya yang juga mendapat uang pembinaan serta tampil di ajang Pekan Produk Kreatif Indonesia di Epicentrum, akhir November 2013, adalah Aceh, Bali, Bangka Belitung (Kabupaten Bangka), Jawa Timur dan Sumbar.

Festival Nasional Seni Pertunjukan ini akan digelar lagi tahun depan. Juju Masunah berharap, kepada daerah yang tidak berhasil menang, pemerintah akan berusaha terus meningkatkan pembinaan para seniman dan merangsang para seniman makin kreatif berkarya melalui taman-taman budaya serta sanggar kesenian yang ada. Agar generasi muda dan para seniman makin kreatif berkarya dan menghasilkan bentuk-bentuk baru seni pertunjukan yang bernilai jual tinggi, pemerintah telah melakukan aktivasi 25 taman budaya di seluruh Indonesia.

Ahman Sya menambahkan, ia berharap tahun depan grup dari Papua bisa menjadi salah satu pemenang. Pasalnya, tahun ini tidak ada satu kategori pun yang dimenangkan oleh wilayah bagian timur ini.

"Tahun ini, Papua tidak terpilih. Dengan tidak terpilihnya Papua, menjadi tantangan kami untuk memetakan ulang bagaimana memetakan seni pertunjukan di tahun-tahun mendatang. Artinya ini menjadi masukan secara tidak langsung bahwa kita harus melakukan yang lebih baik lagi untuk mengembangkan seni pertunjukan di Indonesia bagian timur," kata Ahman.

Salah satunya, lanjut Ahman berkeinginan menjadikan taman budaya sebagai sentra kreatif, tempat pembinaan dan pelatihan seni pertunjukan di bagian timur. "Bagian timur ini menjadi agenda kami untuk memberikan perhatian lebih khusus. Sebenarnya mereka memiliki potensi seni budaya yang bisa dijadikan pertunjukan seni. Tapi persoalannya adalah mereka masih kurang dalam mengelola, mengangkat atau membina potensi mereka. Bukan karena kultur mereka tapi persoalan bagaimana mengelola atau mendorong agar potensi mereka muncul ke permukaan sehingga mereka bisa kreatif seperti daerah lainnya. Makanya taman budaya akan menjadi tempat untuk mengembangkan potensi mereka," kata Ahman Sya. n

Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 1 Desember 2013

No comments: