Sunday, November 25, 2012

[Buku] Memotret Keberagamaan Islam di Rusia

Data buku

Geliat Islam di Rusia, Catatan Diplomat Indonesia 

M. Aji Surya dan Frasminggi Kamasa

Buku Kompas, Jakarta

I, Juli 2012

xvi + 288 halaman


PERNAHKAN terbesit keinginan mendalami keberagamaan Islam di Rusia? Sebagian orang mungkin enggan menyambut tawaran itu, seiring dengan adanya stigma negatif yang dulu pernah melekat pada Rusia (dulu Uni Soviet) sebagai negara komunis, ateis, dan amoral. Namun, bagi sebagian yang lain, mendalami Islam di Rusia justru merupakan sebuah keunikan sekaligus tantangan tersendiri. Inilah yang pernah dibuktikan M. Aji Surya dan Frasmiggi Kamasa, penulis buku ini.

Rusia dulu dengan kini sangat jauh berbeda. Rusia sekarang justru dikenal sebagai salah satu negara Eropa yang sangat menjunjung tinggi etika, moral, demokrasi, dan bahkan pluralisme. Rusia kini juga dikenal sebagai negara yang memiliki penduduk muslim yang cukup banyak, yakni sekitar 25 juta jiwa, dan telah memiliki kurang lebih hampir 7.000 masjid, ratusan sekolah dan beberapa universitas Islam terkemuka. Rusia juga resmi tercatat menjadi observer di Organisasi Konferensi Islam (hal: xiv).

Kehadiran buku Geliat Islam di Rusia ini bermaksud mendedah sisi-sisi keunikan dan kemenarikan Islam di Rusia dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Buku ini sebenarnya merupakan hasil catatan harian penulis selama pernah menjadi diplomat di Negeri Beruang Putih yang sebagian sudah diterbitkan di media massa. Namun, karena tema-tema yang disuguhkan menarik dan belum banyak orang yang mengetahuinya, buku ini pun diterbitkan.

Dalam buku ini, Aji Surya menyuguhkan judul-judul menarik seputar kehidupan keberagamaan muslim di Rusia. Setidaknya, ada sekitar 30 judul catatan yang dapat membuat penasaran pembaca. Diantaranya, ada fenomena ngabuburit di lapangan Merah, Demografi dan Proposal Poligami, Pergi Haji Naik Pesawat Pribadi, hingga Aji pun pernah bertemu dengan ?cicit? Nabi Muhammad yang masih hidup hingga kini, dan lain sebagainya. Semua itu disajikan secara detail dan bernas dalam buku ini.

Di Rusia, Islam adalah agama terbesar kedua yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya setelah Kristen Ortodoks. Islam di Rusia menjadi agama teladan bagi agama-agama lain.

Salah satu bukti fenomena riil adalah tak adanya kernet atau kondektur yang secara khusus menarik uang bagi yang naik angkot. Semua menyerahkan uangnya secara estafet langsung kepada sopir. Mereka saling percaya dan menjunjung tinggi prinsip kejujuran serta kerja sama antarsesama. Kejujuran di era sekarang ibarat barang mahal dan mewah. Pertanyaannya, muslim sekelas Rusia saja bisa menerapkan kejujuran dalam membayar ongkos angkot, tapi bagaimanakah dengan saudara muslim kita di Indonesia?

Ada fenomena lain yang luar biasa, mayoritas muslim Rusia, termasuk orang miskin sekalipun, berkeinginan besar untuk dapat pergi haji ke Baitullah. Pelbagai upaya pun dilakukan pemerintah Rusia untuk mendukung demi terlaksananya haji. Bahkan, saking perhatiannya pada rakyat yang papa, Suleman Kerimov, pengusaha minyak ternama di Rusia, pun mengagendakan hampir setiap tahun memberikan haji gratis kepada 2.500?3.000 orang miskin. Masing-masing mereka mendapatkan 2.800 dolar AS. Uniknya, agar perjalanan bisa berjalan lancar dan efisien, para jemaah calon haji difasilitasi dengan pesawat pribadi milik si miliuner muslim tersebut (hal: 204). Ini menunjukkan betapa sangat pedulinya muslim Rusia yang kaya terhadap yang papa.

Selain itu, berbagai kegiatan religius di Rusia pun sering digalakkan, diskusi-diskusi agama kini mulai merebak, masjid-masjid selalu ramai jemaah. Bahkan, terkadang saat salat idulfitri atau salat jumat tiba dan masjid tak mampu memuat jemaah, terkadang mereka pun terpaksa harus salat di pinggir jalan raya, trotoar, dan lain sebagainya. Mereka tidak lagi peduli apakah mendengar khatib berkhotbah atau bacaan imam. Dan mereka pun tak terlalu peduli arah kiblat yang tepat, atau tak peduli dengan dinginnya udara yang terkadang mencapai minus 10 derajat Celsius. Baginya, menghadap Tuhan dengan kesungguhan hati dan keimanan jauh lebih penting.

Dari pelbagai bukti fenomena tersebut, bisa dibilang Islam di Rusia sedang mengalami masa kebangkitan yang luar biasa. Rusia kini telah menjelma menjadi pusat peradaban Islam terpenting di Eropa. Dan, dengan buku inilah Aji Surya dan Frasminggi Kamasa mampu memotret keberagamaan Islam di Rusia sekaligus membuktikan geliat Islam di Rusia secara nyata. n

Ammar Machmud, penikmat buku, tinggal di Kudus, Jawa Tengah

Sumber: Lampung Post, Minggu, 25 November 2012

No comments: