Sunday, September 11, 2011

[Buku] Menanti Peran Dunia Islam di Abad 21

Judul buku : Dunia Islam dan Masa Depan Hubungan Internasional di Abad 21

Penulis : Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A.

Penerbit : LP3M UMY, Cet. I, 2011

Tebal buku : 223 Hlm.

SEJAK berakhirnya perang dingin terjadi perubahan-perubahan signifikan dalam kajian ilmu hubungan internasional. Perubahan itu, antara lain dapat diamati pada munculnya minat yang secara bertahap terus meningkat pada kajian-kajian tentang Islam dan hubungan internasional. Tahun 1993 Samuel P. Huntington menerbitkan sebuah artikel yang membahas, antara lain isu tentang Islam dan hubungan internasional di majalah Foreign Affairs. Kajian ini menimbulkan kontroversi tentang Islam yang disebutkan, antara lain sebagai salah satu peradaban berpotensi melawan peradaban Barat. Kontroversi ini dipacu oleh judul artikel yang sangat menyolok, The Clash of Civilization, yang sudah barang tentu menimbulkan pro dan kontra, baik di kalangan dunia Islam maupun dunia Barat sendiri.

Kurang dari sepuluh tahun sejak imajiner akademis yang dikobarkan Huntington sebuah peristiwa yang lebih besar dan lebih nyata terjadi di Amerika. Peristiwa 11 September 2001 yang menggoncangkan dunia Barat membuat orang mulai memperhatikan Islam dalam hubungan internasional. Sebenarnya beberapa tahun sebelumna karya tentang Islam atau agama dan hubungan internasional telah mulai mengusik rasa ingin tahu yang para pakar hubungan internasional. Beberapa karya tentang Islam dan hubungan internasional juga telah bermunculan di beberapa jurnal terkemuka.

Rangkaian peristiwa pascaaksi terorisme di akhir tahun 2001 mencuatkan citra Islam yang buruk di dunia internasional. Berbagai bentuk kecurigaan, penghinaan, pembatasan gerak bagi kalangan muslim berlangsung di berbagai belahan dunia Barat. Citra buruk ini sudah tentu menimbulkan dampak luar biasa bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Berbagai tekanan yang dilancarkan pemerintah-pemerintah Barat secara tidak langsung memaksa negara-negara muslim tersebut bereaksi sesuai dengan kebutuhan dirinya selaku anggota masyarakat internasional. Indonesia, misalnya, dipaksa Amerika untuk segera menangkap orang-orang yang dituduh teroris dan mengesahkan Undang-Undang Anti-Terorisme. Malaysia, Singapura, dan Filipina sibuk melakukan penangkapan orang-orang yang dituduh terlibat dalam aksi terorisme.

Kajian tentang hubungan Islam dan hubungan internasional menguat sejak berakhirnya Perang Dingin. Meningkatnya kajian dalam bidang ini disebabkan, antara lain oleh gejala kebangkitan Islam di negara-negara muslim. Ada beberapa alasan mengapa gejala ini tumbuh di negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Pertama, modernisasi yang menjadi slogan negara-negara baru ternyata hanya menimbulkan berbagai kekecewaan bagi sebagian besar rakyat. Kemajuan sains, teknologi, pendidikan hanya dinikmati oleh segelintir warga negara, sementara kemunduran agama dan tradisi dialami oleh hampir sebagian besar rakyat. Kedua, pascakemerdekaan yang semula diharapkan akan memberikan perubahan dalam kehidupan politik pascakolonial ternyata berakhir dengan rezim-rezim otoriter yang merampas hak politik, sosial, ekonomi sebagian besar rakyat.

Hubungan internasional dalam Islam pertama-tama dipahami sebagai perwujudan lebih jauh dan lebih kompleks dari hubungan antarbangsa di sebuah dunia yang satu. Yang paling fundamental dalam hubungan internasional tersebut adalah prinsip "kerja sama". Melalui kerja sama diharapkan umat Islam dapat ikut serta memakmurkan dunia untuk kepentingan terwujudnya rahmatan lilalamin. Keadilan adalah prinsip kedua yang mendasari hubungan persaudaraan tersebut. Keadilan diharapkan mengurangi ketimpangan keadaan antarmanusia hingga antarbangsa.

Hubungan internasional dalam Islam hanyalah sarana dalam hidup bersama di dunia yang memang diciptakan Tuhan dalam jumlah banyak dan berbeda-beda. Tujuan akhir bukanlah tercapainya kekuasaan, keamanan, atau kemakmuran suatu bangsa. Dalam Islam tujuan akhirnya bersifat beyond worldly life. Segala kegiatan manusia berujung pada tercapainya tingkat ketakwaan setinggi-tingginya. Dalam proses ini semua bentuk kekuasaan maupun kemakmuran harus disubordinasikan kepada upaya pencapaian ketakwaan tersebut.

Buku ini mencoba menjelaskan bagaimana dunia Islam berusaha menerapkan prinsip-prinsip di atas. Selain itu, buku ini bertujuan mendiskripsikan dan menganalisis peran dunia Islam dalam hubungan internasional sejak Pemerintah Bush melancarkan kampanye antiteror yang menciptakan citra negatif bagi dunia Islam dalam hubungan antarbangsa hingga munculnya Obama sebagai presiden menggantikan Bush dengan segenap kebijakan luar negerinya. n

Imron Nasri, pembaca buku

Sumber: Lampung Post, 11 September 2011

No comments: