SUDIRMAN dilahirkan di Temerloh, Pahang pada 25 Mei 1954. Dia anak dari dari pasangan Haji Arshad bin Haji Hassan dan Puan Hajjah Romlah binti Dahalan. Ibunya meninggal pada usia 32 tahun ketika Sudirman masih berusia lima tahun akibat kanker.
Nama Sudirman terinspirasi dari nama seorang pejuang kemerdekaan Indonesia Jendral Sudirman. Sebenarnya, Sudirman memiliki darah Indonesia dari orangtuanya. Kakek dan neneknya lahir di Bangkinang, Riau, Indonesia dan kemudian pindah ke daerah Temerloh, Pahang, Malaysia yang menjadi tempat perantauan utama warga Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia.
Sudirman adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ia telah aktif bernyanyi dari semasa kecil, dan di sekolahnya ia memasuki pertandingan syair, pidato, pantun, kuis dan terlibat dalam pertunjukan teater dan paduan suara sekolah. Ia mulai bersekolah pada 1961, dan pada 1976 ia melanjutkan perguruan tingginya di Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Sudirman mulai mencatat namanya sebagai penyanyi ketika ia merebut gelar Bintang RTM yang diadakan di Melaka pada 10 Agustus 1976 dengan membawakan lagu ‘’Seruling Bambu’’, ‘’Big Spender’’ dan ‘’Jali-jali’’, sebuah lagu Betawi.
Setelah Bintang RTM 1976, ia mulai merekam suaranya dalam album perdananya Teriring Doa bersama Warnada Record. 1978, EMI menawarkan kontrak kepadanya. Album pertamanya dengan EMI berjudul Aku Penghiburmu. Dalam album ini ia kembali membawakan lagu ‘’Jali-jali’’ yang membuatnya dikenal, termasuk tiga lagu ciptaan Ahmad Nawab, ‘’Aku Penghiburmu’’, ‘’Kasih’’ dan ‘’Gugur di Tangkai Madu’’. Ketiga-tiga lagu tersebut juga pernah dinyanyikan oleh Broery Marantika ketika Ahmad Nawab hijrah ke WEA.
Pada 1978, Sudirman terpilih sebagai Penghibur TV Terbaik pada Anugerah Seri Angkasa di Malaysia. Pada 1979, album Perasaan diterbitkan dengan lagu hit-nya ‘’Gerimis di Lautan’’ bersama lagu-lagu lucu Mat Disko dan Toyol. Setelah menamatkan pendidikannya, Sudirman bebas untuk mengembangkan kariernya. Ia yang bangga dengan imej ‘’Budak Kampung’’ sering membawakan lagu-lagu yang berkaitan erat dengan masyarakat.
Setiap tahunnya di 1980-an ia selalu menerbitkan album dengan dua lagu yang semuanya berhasil dan kebanyakan lagu-lagunya menjadi hit, sesuatu yang biasanya sulit dicapai pada masa itu. Pada 1980, album Anak Muda dan Lagu Anak Desa, 1981, Lagu Dari Kota dan Twinkle-Twinkle Little Star (Sudirman), 1982, Lagu Cinta dan Abadi, 1983, Images (hanya satu album) dan 1984, Orang Baru dan Lagu dari Sebuah Bilik.
Pada 1985, album Konser Malam Anak Desa di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi diterbitkan dalam bentuk kaset. Album ini adalah rekaman langsung konser tersebut. Setelah itu Sudirman hanya menerbitkan sebuah album dalam setahun seperti 1986, Orang Kampung, 1987, Kul It dan 1989, album Asia’s No 1 Performer. Lagu-lagu Sudirman yang istimewa dan populer dikumpulkan dalam album kompilasi Koleksi 16 Lagu-lagu Terbaik (1986) dan Pilihan Sentimental Emas (1987). Karena ia sangat menggemari lagu-lagu klasik dan berirama Deli, Sudirman juga mengeluarkan album Lagu-lagu Rakyat (1989) dan Koleksi Klasik (1991). Selama kariernya dalam bidang seni, ia telah menghasilkan 18 buah album berbahasa Melayu dan dua buah album berbahasa Inggris (Twinkle-twinkle Little Star dan Images).
Pada 17 Juli 1991, Sudirman dimasukkan ke ruang ICU di Pusat Pengobatan Tawakkal Kuala Lumpur selama empat hari. Ia dilaporkan pingsan setelah terjatuh. Ia sakit selama tujuh hari dan keluarganya merahasiakan penyakit dan lokasi ia dirawat. Pada 22 Februari 1992, hari Sabtu pukul 4:00 pagi, diusia 37 tahun, Sudirman meninggal dunia di rumah kakaknya Rudiah bt H Arshad, Kuala Lumpur setelah tujuh bulan menghidap penyakit radang paru-paru (pneumonia). Jenazahnya dibawa pulang ke Temerloh, Pahang dan dimakamkan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Chengal, Temerloh pada hari yang sama sekitar pukul 3:45 sore - di sebelah pusara orangtuanya. Ribuan penggemarnya, termasuk Perdana Menteri Malaysia ketika itu Dr Mahathir Mohamad datang menziarahi jenazahnya yang dianggap sebagai satu kehilangan besar bagi dunia hiburan Malaysia. Setelah wafat pada 1992, EMI Malaysia mengeluarkan tiga album kompilasinya. Dua lagu baru ‘’Setelah Kau Tiada’’ dan ‘’Cinta Di Sisimu’’ diterbitkan setelah diketahui siapa penciptanya. Lagu-lagu ini dimasukkan dalam album Setelah Kau Tiada.(fed/berbagai sumber)
Sumber: Riau Pos, Minggu, 20 Januari 2013
Nama Sudirman terinspirasi dari nama seorang pejuang kemerdekaan Indonesia Jendral Sudirman. Sebenarnya, Sudirman memiliki darah Indonesia dari orangtuanya. Kakek dan neneknya lahir di Bangkinang, Riau, Indonesia dan kemudian pindah ke daerah Temerloh, Pahang, Malaysia yang menjadi tempat perantauan utama warga Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia.
Sudirman adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ia telah aktif bernyanyi dari semasa kecil, dan di sekolahnya ia memasuki pertandingan syair, pidato, pantun, kuis dan terlibat dalam pertunjukan teater dan paduan suara sekolah. Ia mulai bersekolah pada 1961, dan pada 1976 ia melanjutkan perguruan tingginya di Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Sudirman mulai mencatat namanya sebagai penyanyi ketika ia merebut gelar Bintang RTM yang diadakan di Melaka pada 10 Agustus 1976 dengan membawakan lagu ‘’Seruling Bambu’’, ‘’Big Spender’’ dan ‘’Jali-jali’’, sebuah lagu Betawi.
Setelah Bintang RTM 1976, ia mulai merekam suaranya dalam album perdananya Teriring Doa bersama Warnada Record. 1978, EMI menawarkan kontrak kepadanya. Album pertamanya dengan EMI berjudul Aku Penghiburmu. Dalam album ini ia kembali membawakan lagu ‘’Jali-jali’’ yang membuatnya dikenal, termasuk tiga lagu ciptaan Ahmad Nawab, ‘’Aku Penghiburmu’’, ‘’Kasih’’ dan ‘’Gugur di Tangkai Madu’’. Ketiga-tiga lagu tersebut juga pernah dinyanyikan oleh Broery Marantika ketika Ahmad Nawab hijrah ke WEA.
Pada 1978, Sudirman terpilih sebagai Penghibur TV Terbaik pada Anugerah Seri Angkasa di Malaysia. Pada 1979, album Perasaan diterbitkan dengan lagu hit-nya ‘’Gerimis di Lautan’’ bersama lagu-lagu lucu Mat Disko dan Toyol. Setelah menamatkan pendidikannya, Sudirman bebas untuk mengembangkan kariernya. Ia yang bangga dengan imej ‘’Budak Kampung’’ sering membawakan lagu-lagu yang berkaitan erat dengan masyarakat.
Setiap tahunnya di 1980-an ia selalu menerbitkan album dengan dua lagu yang semuanya berhasil dan kebanyakan lagu-lagunya menjadi hit, sesuatu yang biasanya sulit dicapai pada masa itu. Pada 1980, album Anak Muda dan Lagu Anak Desa, 1981, Lagu Dari Kota dan Twinkle-Twinkle Little Star (Sudirman), 1982, Lagu Cinta dan Abadi, 1983, Images (hanya satu album) dan 1984, Orang Baru dan Lagu dari Sebuah Bilik.
Pada 1985, album Konser Malam Anak Desa di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi diterbitkan dalam bentuk kaset. Album ini adalah rekaman langsung konser tersebut. Setelah itu Sudirman hanya menerbitkan sebuah album dalam setahun seperti 1986, Orang Kampung, 1987, Kul It dan 1989, album Asia’s No 1 Performer. Lagu-lagu Sudirman yang istimewa dan populer dikumpulkan dalam album kompilasi Koleksi 16 Lagu-lagu Terbaik (1986) dan Pilihan Sentimental Emas (1987). Karena ia sangat menggemari lagu-lagu klasik dan berirama Deli, Sudirman juga mengeluarkan album Lagu-lagu Rakyat (1989) dan Koleksi Klasik (1991). Selama kariernya dalam bidang seni, ia telah menghasilkan 18 buah album berbahasa Melayu dan dua buah album berbahasa Inggris (Twinkle-twinkle Little Star dan Images).
Pada 17 Juli 1991, Sudirman dimasukkan ke ruang ICU di Pusat Pengobatan Tawakkal Kuala Lumpur selama empat hari. Ia dilaporkan pingsan setelah terjatuh. Ia sakit selama tujuh hari dan keluarganya merahasiakan penyakit dan lokasi ia dirawat. Pada 22 Februari 1992, hari Sabtu pukul 4:00 pagi, diusia 37 tahun, Sudirman meninggal dunia di rumah kakaknya Rudiah bt H Arshad, Kuala Lumpur setelah tujuh bulan menghidap penyakit radang paru-paru (pneumonia). Jenazahnya dibawa pulang ke Temerloh, Pahang dan dimakamkan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Chengal, Temerloh pada hari yang sama sekitar pukul 3:45 sore - di sebelah pusara orangtuanya. Ribuan penggemarnya, termasuk Perdana Menteri Malaysia ketika itu Dr Mahathir Mohamad datang menziarahi jenazahnya yang dianggap sebagai satu kehilangan besar bagi dunia hiburan Malaysia. Setelah wafat pada 1992, EMI Malaysia mengeluarkan tiga album kompilasinya. Dua lagu baru ‘’Setelah Kau Tiada’’ dan ‘’Cinta Di Sisimu’’ diterbitkan setelah diketahui siapa penciptanya. Lagu-lagu ini dimasukkan dalam album Setelah Kau Tiada.(fed/berbagai sumber)
Sumber: Riau Pos, Minggu, 20 Januari 2013
No comments:
Post a Comment