Saturday, December 22, 2007

Arkeologi: Dibangun, Laboratorium Sejarah Laut

Toboali, Kompas - Kawasan perairan sekitar Pulau Lepar dan Pongok, Kecamatan Lepar-Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, bakal dijadikan laboratorium sejarah bawah laut.

Kepala Seksi Tangkap dan Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bangka Selatan Yudhi Irfani mengemukakan rencana pengadaan laboratorium sekaligus museum bawah laut, menyusul ditemukan banyak peninggalan sejarah. Temuan ini sebagian besar berupa benda-benda muatan kapal tenggelam (BMKT).

"Daerah ini semakin layak dijadikan wisata sejarah. Kalangan ilmuwan juga dapat melaksanakan penelitian di bawah laut," tuturnya beberapa waktu lalu.

Sejauh ini pemerintah telah mendeteksi 14 titik di kawasan perairan Bangka Belitung yang menyimpan banyak BMKT di kedalaman 15 meter-30 meter di bawah permukaan laut. Dari 14 titik, baru satu titik, yaitu di perairan Karang Baginda, yang telah disurvei langsung ke dasar laut. Di sana ditemukan bangkai kapal dan sejumlah BMKT.

Akan tetapi, hingga saat ini pengangkatan benda-benda itu belum dapat dilaksanakan. "Butuh dana besar untuk mengangkat BMKT sehingga kami pikir lebih baik kawasan seperti ini dijadikan situs," tuturnya.

Tim peneliti dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) wilayah Sumatera Bagian Selatan, pada penelitian akhir November lalu, menemukan sejumlah BMKT di perairan sebelah timur Pulau Lepar yang berupa emas yang masih ada di dasar laut. Juga peninggalan-peninggalan Belanda, seperti meriam kuno dan sisa mercusuar dengan menara dari rangkaian besi.

Menurut Agus Sudaryadi, Peneliti dari BP3, meriam-meriam di Desa Tanjung Labu itu diduga berasal dari kapal-kapal perang yang tenggelam pada abad ke-18 di perairan Pulau Lepar. Meriam- meriam ini digunakan pada pertempuran laut atau dibawa untuk ditempatkan di benteng-benteng. Meriam itu sebenarnya terletak di atas kereta kayu.

Dengan adanya temuan-temuan bersejarah, BP3 merekomendasikan kawasan tersebut dijadikan museum. Agus melanjutkan, pemkab setempat perlu melakukan inventarisasi dan mengumpulkan benda-benda sejarah yang sekarang tersimpan di beberapa tempat di Kabupaten Bangka Selatan.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat menyerahkan kepada pemerintah apabila menemukan sisa peninggalan. (ITA)

Sumber: Kompas, Sabtu, 22 Desember 2007

No comments: