
Dengan setengah menunduk, Umbu kemudian mulai bersenandung meski suaranya nyaris-nyaris hanya berupa gumaman.
”Saya paling kagok kalau harus bernyanyi, apalagi lagunya saya tidak tahu...,” tutur Umbu kemudian.
Agak luar biasa, seusai bernyanyi Umbu tetap menggenggam mikrofon dan kemudian bercerita, betapa sastra bisa membentuk jati diri seseorang.
”Berbahagialah orang-orang yang ada di dunia sastra karena mereka adalah orang-orang yang tak henti belajar tentang kehidupan,” katanya.
Banyak penekun sastra, kata Umbu menambahkan, juga menjadi juara di bidang lain. ”Jadi terus saja...,” kata dia. Sebagian anak sekolahan itu pun manggut-manggut, tanda setuju. (CAN)
Sumber: Kompas, Kamis, 6 Januari 2011
No comments:
Post a Comment