Saturday, January 06, 2007

Evaluasi Buku Sunda 2006

-- Atep Kurnia*

ORANG Sunda boleh sedikit berbangga hati bila menengok kehidupan sastranya. Buku-buku berbahasa Sunda selalu terbit setiap tahun. Hadiah-hadiah sastra, seperti Rancage, LBSS, dan hadiah lainnya rutin dihidupkan. Media massa, juga ikut menyemarakkan kehidupan sastra. Ya, kehidupan sastra Sunda bisa dibilang lebih beruntung dibanding dengan sastra daerah lainnya.

Khusus mengenai buku-buku Sunda yang terbit sepanjang tahun 2006, sedikitnya tercatat ada 26 judul buku. Buku-bukunya tentu beraneka-ragam. Ada karya sastra, kumpulan lelucon, kamus, kumpulan esai, buku agama, dan buku pengajaran.

Karya sastra


Dari rumpun sastra, tercatat ada 14 buku berbahasa Sunda yang terbit. Tahun 2006, terbit empat judul kumpulan cerita pendek Sunda. Aan Merdeka Permana menerbitkan dua judul: Keroncong ti Kutoarjo (cetak-ulang) dan Album Carpon. Kiblat Buku Utama menerbitkan Oleh-Oleh Pertempuran buah tangan Rukmana HS. Satu lagi cetak-ulang Nu Tareuneung karya Ki Umbara. Sementara, kumpulan sajaknya terbit dua judul. Tetapi keduanya bukan karya tunggal, melainkan karya bersama. Pertama, Neangan Bulan, karya Chye Retty Isnendes dkk yang diterbitkan oleh Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat. Sedangkan yang kedua, adalah Surat keur Bandung buah karya Acep Zamzam Noor dkk yang diterbitkan oleh Kiblat.

Untuk bacaan anak-anak Sunda, yang tercatat sampai bulan Desember 2006 ada dua karya. Nu Ngageugeuh Legok Kiara, karya Dadan Sutisna, dan Jatining Sobat, keduanya berupa cetak-ulang.

Begitu pula dengan roman Sunda, pada tahun 2006 tak terbit karya baru. Yang ada hanyalah cetak-ulang Buron, karya Aam Amilia (dulu diterbitkan Dasentra, kini diterbitkan Pustaka Amaldi). Lainnya, Bentang Pasantren karya H. Usep Romli HM terbitan Kiblat. Karya lainnya berupa kumpulan dangding dan sawer karya Apung S. Wiratmadja, Lagu Liwung Urang Bandung yang juga diterbitkan oleh Kiblat.

Beruntung, tahun 2006 diperkaya terbitnya beberapa buku karya Aan Merdeka Permana. Selain yang telah disebutkan di atas, Aan menerbitkan tiga judul cerita sejarah: Rambut Kasih (baru terbit 9 jilid dari rencana 12 jilid), Pasukan Siluman Haji Prawatasari, dan Silalatu Gunung Salak (cetak ulang).

Kamus

Tahun ini, kamus Sunda yang ditunggu-tunggu akhirnya terbit juga. Itulah Kamus Sunda R.A. Danadibrata yang memiliki 40 ribu entri. Walaupun tahun ini kamus Sunda hanya terbit satu, tapi bisa dibilang fenomenal. Sebab kamus yang diterbitkan oleh Panitia Penerbitan Kamus Basa Sunda (PPKBS) ini, termasuk paling lengkap bila dibandingkan dengan kamus-kamus bahasa Sunda yang terbit sebelumnya.

Buku lainnya

Buku-buku pengetahuan umum yang bisa dipakai untuk pembelajaran, terbit tiga judul. Pertama, Tatarucingan Urang Sunda susunan Rachmat Taufiq Hidayat dan Darpan. Kedua, Sambel Jaer karya Asep Ruhimat yang diterbitkan oleh Puspawarna Pustaka Nusantara, dan Nu Sarimbag & Unak-Anik dina Tembang Sunda, karangan Apung S. Wirtatmadja.

Sementara kumpulan lelucon ada dua judul: Dulag Nalaktak (H. Usep Romli HM) dan Keom Sakedap (Syam Ridwan). Nama terakhir ini aktif pada Komunitas Urang Sunda di Internet (KUSnet). Tulisan-tulisan dalam buku itu pun, sebelumnya pernah di-posting ke dunia maya (internet).

Buku agama, tahun 2006 lalu terbit dua judul. Surah Yasin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda disertai terjemahannya dalam bentuk dangding oleh R.H. Hidayat Suryalaga dan Nadoman Nurul Hikmah karya R.H. Hidayat Suryalaga yang diterbitkan oleh Yayasan Nurul Hidayah.

Satu-satunya buku kumpulan esai yang terbit tahun 2006, adalah buah karya mendiang Edi S. Ekadjati. Buku berjudul Nu Maranggung dina Sajarah Sunda itu diterbitkan Yayasan Pusat Studi Sunda.

Karya yang lainnya terdiri dari kumpulan surat cinta Mangsi Asih Kalam Tresna karya Aam Amilia dkk;. Lalu, kartun Sunda Si Mamih 2 karya Edyana Latief dan terjemahan UUD 1945, Undang-Undang Dasar Nagara Republik Indonesia Taun 1945 (Tarjamahan teu Resmi) yang diterjemahkan oleh Drs. Karna Yudibrata dkk.

Evaluasi

Jika dibandingkan dengan buku-buku yang terbit tahun 2005, buku-buku yang terbit tahun 2006 mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, jumlah buku Sunda yang terbit hanya 18 judul, tetapi sekarang mencapai 26 judul. Jadi ada penambahan sebanyak delapan judul.

Salah satu sebabnya, penerbit yang mengeluarkan buku Sunda tahun 2006 bertambah. Ada 10 penerbit yang tahun ini menerbitkan buku Sunda. Padahal pada tahun sebelumnya, menurut catatan, hanya ada tiga penerbit yang mengeluarkan buku Sunda.

Penerbitnya sendiri, ada yang sudah langganan menerbitkan buku-buku Sunda seperti Kiblat Buku Utama. Dari 26 judul buku yang terbit, Kiblat menerbitkan 13 judul buku. Kemudian, lima judul diterbitkan atas prakarsa pribadi Aan Merdeka Permana. Sisanya diterbitkan oleh beberapa penerbit yang turut menerbitkan buku Sunda. Di antaranya ada penerbit Puspawarna Pustaka Nusantara dan Pustaka Amaldi.

Selain itu, ada juga lembaga-lembaga baik yayasan, paguyuban, maupun lembaga pemerintah yang ikut serta mengeluarkan buku Sunda. Yayasan Pusat Studi Sunda menerbitkan Nu Maranggung dina Sajarah Sunda, sementara Yayasan Nurul Hidayah menerbitkan Nadoman Nurul Hikmah.

Dari Paguyuban Seniman Tembang Sunda/Cianjuran Tatar Sunda ada Nu Sarimbag & Unak-Anik dina Tembang Sunda. Sementara dari Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat ada Neangan Bulan. Dan dari Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia terbit Undang-Undang Dasar Nagara Republik Indonesia Taun 1945 (Tarjamahan teu Resmi). Satu lagi, dari Panitia Penerbitan Kamus Basa Sunda, hasil kerjasama antara penerbit Kiblat Buku Utama dan Universitas Padjadjaran (Unpad), terbit kamus monumental Kamus Sunda R.A. Danadibrata.

Oleh karena itu, bila dipandang baik dari jumlah buku maupun penerbitnya, keadaan buku Sunda tahun 2006 cukup menggembirakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.***

* Atep Kurnia, Pembaca dan peminat buku-buku Sunda, tinggal di Bandung.

Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu, 6 Januari 2007

No comments: