Friday, November 12, 2010

Festival Bercerita: Mencerdaskan Anak dengan Bercerita

DI Pulau Bali yang indah, ada anak laki-laki yang bernama Made. Ia malas berpikir dan sukanya tidur. Ayahnya menyuruh dia gembala ternak. Begitu awal cerita, yang dinarasikan. Lalu, semua pengunjung yang memenuhi ruangan Bentara Budaya Jakarta, Kamis (11/11) siang, matanya tertuju ke panggung.

Murid Taman Kanak-Kanak Penabur 10, Pantai Kapuk, Jakarta, mementaskan cerita rakyat Bali berjudul Made dan Keempat Sahabatnya dalam Festival Bercerita IX, Kamis (11/11) di Bentara BudayaJakarta, yang akan berlangsung hingga 14 November 2010. (KOMPAS/JOHNNY TG)

Bayangkan, anak-anak yang masih duduk di taman kanak-kanak bisa menyajikan cerita rakyat yang begitu menarik ditonton di pentas. Mereka anak TKK Penabur 10, Pantai Kapuk, Jakarta, yang mementaskan cerita rakyat Bali berjudul ”Made dan Keempat Sahabatnya”.

Singkat cerita, Made ketika diberi tantangan baru diketahui bahwa ia seorang anak yang cerdas, rajin, jujur, dan suka bekerja keras. Tidak seperti gambaran awal, pemalas dan suka tidur.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengaku terharu dan bahagia. ”Saya terharu dan merasa bahagia. Cerita rakyat membuat hati kita bangga,” katanya.

Fasli Jalal, ketika membuka Festival Bercerita IX, membacakan cerita rakyat dari Manokwari berjudul ”Masarasenani dan Matahari”. Cerita berdurasi sembilan menit itu mampu dibawakan Fasli dengan sangat menggugah. Setiap tokoh dibawakan Fasli dengan warna suara, intonasi, dan tekanan berbeda.

Upaya mencerdaskan

Festival bercerita rutin digelar setiap dua tahun. Kegiatan ini dimulai 20 tahun lalu saat berdirinya Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA).

Ketua KPBA Murti Bunanta mengatakan, festival bercerita adalah upaya mencerdaskan bangsa lewat beragam acara yang bersifat edukatif. Kegiatan ini sekaligus untuk melestarikan budaya membaca dan memelihara keragaman cerita Nusantara. ”Kami tidak hanya fokus kepada anak-anak, tetapi juga kepada guru-guru dengan cara memberikan pelatihan agar mereka memiliki keterampilan menceritakan hal-hal yang sarat pesan moral kepada anak-anak,” ungkapnya.

Pada hari pertama Festival Bercerita IX, Duta Besar Slowakia Stefan Rozkopal tidak saja menunjukkan kemampuannya bercerita kepada anak-anak, tetapi juga kemampuannya berbahasa Indonesia yang baik dan lancar.

Sebaliknya, seorang murid kelas VI sekolah dasar di Surabaya, Jawa Timur, Jasmine Wirawan, malah bercerita dalam bahasa Inggris.

Presdir Mandiri Investasi Abiprayadi Riyanto pun tampil membacakan cerita dari Aceh berjudul ”Anak Kucing yang Manja”. (NAL)

Sumber: Kompas, Jumat, 12 November 2010

No comments: