Tuesday, December 31, 2013

Posting Terakhir: Pamit!

Selamat tahun baru 2014! Semoga tahun depan akan lebih baik lagi. 

Tak terasa sewindu (2006-2013) sudah keberadaaan blog Cabik Lunik ini. Saya sebisa mungkin berusaha meng-update-nya. Hingga kini, dalam blog ini setidaknya terdapat tak kurang dari 6.165 postingan berita, feature, dan artikel yang saya sebut sebagai catatan tentang manusia dan kemanusiaan, yang dibuang jangan.

Sayang rasanya harus menelantarkan blog ini. Namun, belakangan saya mulai merasa tidak mempunyai cukup waktu untuk terus-menerus merawatnya.

Ya, inilah postingan terakhir untuk Cabik Lunik. 

Karena itu, saya mohon maaf, dengan berat hati saya terpaksa menghentikan postingan-postingan di blog ini. Terima kasih atas apresiasi  teman-teman selama ini. Semoga masih bisa memberi manfaat.

Saya pamit. Tapi, tidak ke mana-mana kok. Hehee... Sementara ini saya masih menjaga blog




Tabik!

Udo Z. Karzi

17 comments:

  1. Mau ke mana mas? Tidak diupdate sungguh amat sayang

    ReplyDelete
  2. Terima kasih. Kemanfaatan blog anda
    untuk saya baik besar.
    Pieter Klumperbeek

    ReplyDelete
  3. wah, sedih sekali berpisah

    ReplyDelete
  4. wah, sedih sekali harus berpisah di

    ReplyDelete
  5. Anonymous3:57 PM

    Saya mohon of ... jangan terlalu lama, blog ini segera dikelola kembali.

    ReplyDelete
  6. Sampai jumpa lagi :-)

    ReplyDelete
  7. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete
  8. Assalamu'alaikum

    Sukurlah kalau masukan dari saya untuk Web anda, ternyata anda amini. Sekedar ngasih usul dan saran emang gampang kan. Semua juga bisa.

    Saya mau cerita. Hal sepele. Tapi entah kenapa saya jadi ingat Anda. Saya menemukan web/situs yang unik dan misterius. Ini dia:
    cabik lunik. sekadar mencatat manusia dan kemanusiaan
    ini dia blognya (2006-2013):

    http://cabiklunik.blogspot.co.id/…/posting-terakhir-pamit.h…

    Kerja dokumentasi yang perlu ketekunan dan keseriusan. Bekerja di ranah sepi. Dan bisa dipastikan peminatnya juga terbatas. Karena itu si pemiliknya pun tidak merasa perlu menampilkan diri. Niatnya mungkin hanya ingin berbagi dan memberi.

    Yang pasti, dia meyakini bahwa pekerjaannya memang perlu dan bermakna. Tidak sia sia. Betapapun sederhananya. Dan pasti bukan satu satunya. Banyak situs/lembaga lain mengerjakan hal serupa. Dia hanya tampil untuk memberikan pilihan. Mungkin hanya sebagai pelengkap. Tapi memang harus ada yang telaten menekuninya. Maka jadilah situs tak bertuan dan sunyi.

    Situsnya tanpa ornamen dan asesoris. Desainnya sederhana sekali. Terkesan dingin. Dengan warna dasar coklat tanah. Tapi datanya selalu aktual. Kliping dari beberapa koran Ibu Kota dan Daerah. Hampir seharian saya menikmatinya. Dan ada kerinduan untuk kembali. Ada semangat, dedikasi, dan tentunya juga dana, minimal untuk connect ke internet. Dia pake web, dengan blog gratisan. Mungkin karena dananya terbatas. Yang pasti dia punya stamina yang luar biasa. Menjaga kontinuitas, konsistensi (adwamuha) meski mungki dinilai sepele dan tak seberapa. Sikap dan laku asketisme yang kian langka (zuhud tea).

    Entah kenapa saya jadi teringat dan membandingkan dengan situs Anda. ini. Situs Anda yang juga tak bertuan, dan sederhana. Pemiliknya pun tidak mau/malu malu untuk tampil. Lalu saya juga jadi melihat situs yang sunyi itu adalah Surau Anda. Perlu ketekunan mendirikan dan merawatnya, di tengah kesunyian.

    Agak samar saya mencium bau sufistik. Dunia yang anda gemari. Yang dingin di permukaan. Tanpa ada riak yang menampilkan gejolak dari kedalaman ruang hatinya. Tapi jika menengok ke dalam. Di sana ada gelegak yang menghentak dan meronta. Dahaga pencari cinta yang merindukan Sang Kekasih. Tak ada lagi yang dia cari. Tak ada lagi yang dia pinta. Tak ada lagi yang dia harap. Bahkan tak ada lagi yang dia miliki. Baginya, semua adalah DIA. Sang Kekasih, yang kadang mendekat dan kadang menjauh.

    Di lereng gunung Merapi, si pengelana itu pun menepi. Ia mulai membangun tenda. Dia ingin berteduh dibalik pepohonan. Di tepi hamparan tanah ladang yang terbentang. Dengan secawan asa dia ingin saling mengisi dan saling berbagi. Tak ada yang dia harap. Selain kehadiranNya untuk senantiasa bersama dalam halaqah beserta mereka yang sama sama mau ikut menepi. Menapaki ladang harapan akan Rahmat serta IlmuNya yang terhampar luas. Sejauh mata memandang. Berbatas langit yang tak bertepi.

    Perjalalan masih panjang. Kita memang tengah menepi. Sekedar transit. Hanya sesaat.

    Hehehe. saya jadi ngelantur. Saya ikutin aja apa kata hati. Asal tulis.

    Selamat tahun baru Hijriah. Selamat hijrah menuju tanah harapan. Seperti janji Allah untuk nabinya yang teguh dan tegar, Musa a.s. Mendirikan "tenda peradaban", seperti ”rumah puisi” yang baru dibangun Taufiq Ismail, di Tanah Datar. Tak begitu jauh dari lokasi Surau Anda.

    ReplyDelete
  9. Follow the reading in your article, regards to know, I am Indonesian people want to introduce site : http://aborsipenggugurkandungan.com

    ReplyDelete
  10. Follow the reading in your article, regards to know, I am Indonesian people want to introduce site : www.aborsipenggugurkandungan.com

    ReplyDelete
  11. Follow the reading in your article, regards to know, I am Indonesian people want to introduce site : www.aborsipenggugurkandungan.com

    ReplyDelete